Selasa, 29 Oktober 2019

Tempat Wisata yang khas di Timor-Leste " Prisaun Ai Pelo "

Prisaun Ai Pelo

Prisaun Ai Pelo Foto : Ibu Hesti
Timor-Leste adalah negara yang pernah dijajah oleh negara-negara seperti Jepang, Portugal, dan Indonesia. Dari semua negara itu yang paling lama menjajah Timor-Leste adalah Negara Portugal. Oleh karena itu, banyak tempat yang sampai saat ini masih ada dan menjadi tempat bersejarah sekaligus menjadi tempat wisata yang populer di negara ini. Ada sebuah tempat bersejarah di Munisipio Liquisa yang sekarang menjadi tempat wisata bagi turis-turis baik domestik maupun mancanegara seperti dari Eropa. Nama tempat tersebut adalah Prisaun Ai-Pelo. 

Prisaun Ai Pelo di lihat dari dalam
Foto : Ibu Hesti

Foto : Dokumentasi Pribadi

Prisaun Ai-Pelo adalah sebuah penjara yang dibangun oleh orang-orang Portugis untuk memenjarakan rakyat Timor-Leste yang melanggar aturan atau mendeportasi para politisi. Prisaun Ai Pelo adalah bangunan tua khas Eropa yang di kelilingi oleh tembok yang agak pendek dan rumput yang hijau di kala musim hujan. Di setiap pintu utama banguan itu selalu ada anak tangga di dalamnya terdapat ruang kosong di bawah tanah. Ruang kosong itulah tempat penjara bagi pemberontak saat itu. Saat berada di sana, kita bisa melihat bangunan tua dengan arsitektur yang sangat identik dengan arsitektur yang ada di negara-negara Eropa. Bangunan tua tersebut dibangun di dekat pantai. Selain itu, Prisaun Ai-Pelo dikelilingi laut yang bersih dan pepohohan yang sejuk. Prisaun Ai Pelo juga memiliki papan-papan informasi tentang sejarah masa kolonial Portugis dengan foto-foto dan penjelasan yang ditulis dengan bahasa Portugis dan Tetun.

Kita bisa pergi ke sana dengan kendaraan pribadi atau dengan transportasi umum. Dengan transportasi umum, kita hanya menbayar $2.  Prisaun Ai Pelo pun tempatnya dekat dengan jalan raya jadi tidak susah untuk menemukannya. Di sana, kita tidak harus membeli tiket karena kita bisa dengan gratis memasuki tempat tersebut. Prisaun Ai Pelo adalah salah satu tempat wisata favorit saya di Timor-Leste. Saya senang bisa berbagi cerita dengan kalian. Semoga informasi dari saya cukup menbantu kalian yang ingin berkunjung ke Prisaun Ai Pelo. 




                                                  (Seronija De Jesus Pereira)



Senin, 28 Oktober 2019

Monumen 12 November

Dokumentasi: Cindy

Monumen 12 November atau biasa disebut Taman Motael merupakan situs bersejarah yang terletak di Dili,Timor-Leste. Dulunya, Monumen 12 November yang terletak di depan gereja Motael mengisahkan sejarah Timoe-Leste yang mana seorang pemuda bernama Sebastião Gomes yang di tembak mati oleh tantara Indonesia. Sekarang, tempat ini menjadi tempat wisata yang mana dapat dikunjungi oleh turis domestik atau macangara.
Patung Monumen dan Gereja Motael

Monumen 12 November atau taman Motael merupakan monumen yang bersejarah di Timor-Leste karena kejadian 12 November 1991 kini diperingati sebagai hari pemuda oleh negara Timor-Leste yang merdeka. Tragedi 12 November 1991 ini dikenamng oleh bangsa Timor-Leste sebagai salah satu hari yang paling bersejarah tragedi mendapat perhatian Internasional karena perjuangan mereka miuntuk merebut kemerdekaan. Sekarang, tempat tersebut dijadikan taman bermain.


Monumen 12 November


Monumen 12 November ini berada di tepi pantai Motael. Wisatawan yang ingin berkunjung bisa dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Wisatawan yang ingin berkunjung bisa menggunakan mikrolet atau taksi. Untuk masuk objek wisata ini gratis. Wisatawan dapat belajar sejarah dari penjaga tempat tersebut dan menimati keindahan sekeliling dan pantai Motael.

(Cindy Eltha Cardoso de Jesus)

Minggu, 27 Oktober 2019

BELAJAR SEJARAH DI ARQUIVO & MUSEU DA RESISTENSIA DE TIMORENSE




Bagian depan museum

Arquivo & Museu Resistensia de Timorense adalah salah satu museum bersejarah di Timor-Leste. Museum tersebut merupakan museum yang menyimpan arsip pada masa perlawanan pada masa kolonial Portugis dan Indonesia. Museum ini terletak di Jalan Lisbon, Pengadilan Lama, Dili, Timor-Leste tepatnya di samping sekolah Liceu dan GMT. Museum tersebut biasa dikunjungi oleh wisatawan asing dan lokal.
Bagian samping
 Museum ini dibangun pada tahun 2005 dan di dalam museum tersebut bisa kita temukan warisan sejarah nasional dan perjuangan perlawanan rakyat Timor-Leste pada masa kolonial. Kita bisa melihat kostum Falintil yang dilengkapi oleh senjata yang dipakai oleh Kayrala Xanana Gusmão pada masa penjajahan. Kita juga bisa melihat langsung tempat persembunyian salah satu pejuang Timor-Leste yaitu Nino Konis Santana. Selain itu, kita juga bisa membaca sejarah yang ditulis dan dipajang dalam bentuk poster, video, dan masih banyak lagi sejarah yang lain. Akan tetapi, pengunjung tidak boleh berfoto di dalam museum.
Bagian belakan
 Pengunjung bisa berkunjung dengan mudah ke museum karena museum tersebut berada di pusat kota. Untuk mencapai tempat tersebut, kita dapat menggunakan transportasi publik seperti taksi yang langsung turun di depan museum. Pengunjung juga bisa naik mikrolet jalur 010 dan turun di depan Palacio Governo dengan tarif 25 centavos. Tiket masuknya pun tidak mahal. Kalau Anda seorang pelajar, Anda cukup membayar 25 centavos atau sekitar Rp.3.500,00 dan untuk masyarakat umum membayar $1 (Rp.14000,00). Jadi, jangan lupa kalau berlibur ke Dili sempatkan waktu kalian untuk berkunjung ke Museum untuk mengetahui sejarah Timor-Leste.


                                      Oleh :  Edigar Filipe Pereira